Kamis, 07 Juli 2011

“ADA APA DENGAN CINTA?”


Inno Ngutra


Hanya sebuah tulisan berserakan....

...
Seperti biasanya aku bangun jam 4 pagi untuk membaca, merenungkan Injil harian lalu menuliskannya dalam renungan pagi yang kunamai “Santapan Pagi Jiwa” dan mengirimkan kepada teman-teman di Indonesia. Sayangnya, setelah kubuka internet, ternyata belum juga tersambung. Kecewa dan membiarkan hati dipenuhi keluhan di hari yang spesial ini tentunya bukan sebuah tindakan bijaksana. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk pergi ke kampus lebih awal dari biasanya.

Di sepanjan g jalan menuju station kereta api nampak jelas bunga dan kembang beraneka warna menghias, tanda dan lambang cinta membentang pada papan dan dinding iklan di sepanjang jalan itu. Memasuki kereta api sungguh aroma cinta itu lebih terasa lagi dari harum dan wanginya parfum para putri dan pangeran cinta, yang sesekali perlu mendaratkan kecupan cinta di dahi dan bibir sang pacar sementara pelukan mesra tak terlepas menjadi pengalaman biasa di dalam kereta api oleh orang-orang muda Filipina.
Aroma cinta itu semakin terasa ketika kaki hendak melangkah masuk kampus UST (Universitas Santo Tomas) di mana-mana hiasan cinta menghias wajah putri dan pangeran cinta kampus sementara lambang dan tanda cinta bertebaran di mana-mana. Dalam hati, aku hanya berguman; Wow, sungguh hari yang dipenuhi gejolak cinta dari para pencinta.

…..idenya untuk menulis langsung berhenti karena internet di kampus pun tidak nyambung……

Sore ini aku kembali ke starbucks untuk menyelesaikan tulisan yang berserakan ini dengan mencoba menjawab pertanyaan; “Apa yang terjadi antara LAMBANG dan CINTA, atau apa yang bisa menghubungkan LAMBANG CINTA dan CINTA itu sendiri? Soalnya lambang hanyalah sebuah tanda dan pasti tidak mengatakan dengan tepat apa arti dan makna terdalam dari apa yang dilambangkannya. Sebuah tanda hati biasanya ditafsirkan sebagai lambang cinta tapi di sana kamu tidak bisa mendapatkan cinta itu sendiri tanpa Anda berusaha untuk melukiskan atau menjelaskan dengan kata-katamu sendiri. Demikian pun warna pink yang menjadi lambang cinta orang muda di hari Valentin tidak bisa menjelaskan dari dirinya sendiri tentang cinta itu. Karena itu, yang bisa menghubungkan dan memberi arti dalam hubungan antara Lambang Cinta dan Cinta adalah SANG PENCINTA. Sang pencinta membawa setangkai mawar atau memberi kecupan mesra kepada pacarnya, maka dialah yang membuat mawar atau kecupan itu bermakna di dahi atau bibir yang dikecup. Aku pun tergoda untuk bertanya; Apa yang menghubungkan dua orang pencinta? Jawabannya bukan lambang itu sendiri melainkan CINTA. Cinta adalah kata tapi kata-kata tidak bisa menjelaskan secara tuntas makna terdalam dari cinta. Cinta itu mendapat wujudnya ketika dua orang yang saling mencintai mulai mencintai satu sama lain seperti kisah dua orang buta yang kita renungkan dalam cerita kemarin.

Menyaksikan berbagai cara orang-orang muda Filipina merayakan cinta, aku hanya berharap semoga cinta itu tidak berakhir pada moment hari ini, melainkan hari ini menjadi hari pembaharuan bagi para pencinta di mana pun berada agar cinta itu tidak menjadi sebuah rumusan kata-kata indah belaka melainkan menjadi sebuah sikap hidup setiap saat. Aku punya sedikit keraguan seiring sang surya yang beranjak ke barat…Semoga saja cinta dan kasih sayang yang kita rayakan hari ini tidak berakhir atau tenggelam bersama terbenamnya sang surya. Bila pun ia tertutup kabut atau terlelap dalam dekapan sang ratu malam, maka esok aku berharap bahwa ia akan terbit kembali dalam cara yang baru seperti terbitnya sang surya di pagi hari.

Salam seorang sahabat untuk para sahabat,

Romo Inno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar