Rabu, 07 September 2011

Bersepeda Bersama Yesus (Refleksi Panggilanku)


oleh Coff Fransiscko Uweubun pada 08 September 2011 jam 2:16
Pada awalnya, aku memandang Tuhan sebagai seorang pengamat; seorang hakim yang mencatat segala kesalahanku, sebagai bahan pertimbangan apakah aku akan dimasukkan ke surga atau dicampakkan ke dalam neraka pada saat aku mati. Dia terasa jauh sekali, seperti seorang raja. Aku tahu Dia melalui gambar-gambar-Nya, tetapi aku tidak mengenal-Nya.

Ketika aku bertemu Yesus, pandanganku berubah. Hidupku menjadi bagaikan sebuah arena balap sepeda, tetapi sepedanya adalah sepeda tandem, dan aku tahu bahwa Yesus duduk di belakang, membantu aku mengayuh pedal sepeda.

Aku tidak tahu sejak kapan Yesus mengajakku bertukar tempat, tetapi sejak itu hidupku jadi berubah. Saat aku pegang kendali, aku tahu jalannya. Terasa membosankan, tetapi lebih dapat diprediksi ... biasanya, hal itu tak berlangsung lama. Tetapi, saat Yesus kembali pegang kendali, Ia tahu jalan yang panjang dan menyenangkan. Ia membawaku mendaki gunung, juga melewati batu-batu karang yang terjal dengan kecepatan yang menegangkan. Saat-saat seperti itu, aku hanya bisa menggantungkan diriku sepenuhnya pada-Nya! Terkadang rasanya seperti sesuatu yang 'gila', tetapi Ia berkata, "Ayo coff, kayuh terus pedalnya!"

Aku takut, khawatir dan bertanya, "Aku mau dibawa ke mana?" Yesus tertawa dan tak menjawab, dan aku mulai belajar percaya. Aku melupakan kehidupan yang membosankan dan memasuki suatu petualangan baru yang mencengangkan. Dan ketika aku berkata, "Aku takut!" Yesus menurunkan kecepatan, mengayuh santai sambil menggenggam tanganku.

Ia membawaku kepada orang-orang yang menyediakan hadiah-hadiah yang aku perlukan... orang-orang itu membantu menyembuhkan aku, mereka menerimaku dan memberiku sukacita. Mereka membekaliku dengan hal-hal yang aku perlukan untuk melanjutkan perjalanan... perjalananku bersama Tuhanku. Lalu, kami pun kembali mengayuh sepeda kami.

Kemudian, Yesus berkata, "Berikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang membutuhkannya; jika tidak, hadiah-hadiah itu akan menjadi beban bagi kita." Maka, aku pun melakukannya. Aku membagi-bagikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang kami jumpai, sesuai kebutuhan mereka. Aku belajar bahwa ternyata memberi adalah sesuatu yang membahagiakan. Kasih teman-teman, bapa-mama, kakak dan adik tersayang…..

Pada mulanya, aku tidak ingin mempercayakan hidupku sepenuhnya kepadaNya. Aku takut Ia menjadikan hidupku berantakan; tetapi Yesus tahu rahasia mengayuh sepeda. Ia tahu bagaimana menikung di tikungan tajam, Ia tahu bagaimana melompati batu karang yang tinggi, Ia tahu bagaimana terbang untuk mempercepat melewati tempat-tempat yang menakutkan. Aku belajar untuk diam sementara terus mengayuh... menikmati pemandangan dan semilir angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahku selama perjalanan bersama Sahabatku yang setia: Yesus Kristus.

Dan ketika aku tidak tahu apa lagi yang harus aku lakukan, Yesus akan tersenyum dan berkata... "Mengayuhlah terus, Aku bersamamu."


Pertolongan Bunda Maria..!!
Bunda Maria, Perawan yang berkuasa, bagimu tidak ada sesuatu yang tak mungkin, karena kuasa yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa kepadamu. Dengan sangat aku mohon pertolonganmu dalam kesulitanku ini, janganlah hendaknya engkau meninggalkan aku, sebab aku yakin engkau pasti dapat menolong, meski dalam perkara yang sulit, yang sudah tidak ada harapannya, engkau tetap menjadi pengantara bagi Puteramu.
Baik keluhuran Tuhan, penghormatanku kepadamu maupun keselamatan jiwaku akan bertambah seandainya engkau sudi mengabulkan segala permohonanku ini. Karenanya, kalau permohonanku ini benar-benar sesuai dengan kehendak Puteramu, dengan sangat aku mohon, o Bunda, sudilah meneruskan segala permohonanku ini ke hadirat Puteramu, yang pasti tak akan menolakmu.
Pengharapanku yang besar ini, berdasarkan atas kuasa yang tak terbatas yang dianugerahkan oleh Allah Bapa kepadamu. Dan untuk menghormati besarnya kuasamu itu, aku berdoa bersama dengan St. Fransiskus pelindungku. Terima kasih Bunda Maria, doakanlah Aku….!!!

Hidup yang berharga adalah hidup yang menghidupkan orang lain selain diri sendiri

Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.
(Yohanes 15:17)


Pesta Kelahiran Bunda Maria===Tolonglah aku Bunda

Bukit Bantik, 08 September 2011

menipu sesama hanya untuk kesenangan dan memenuhi kebutuhannya sendiri.

♧°˚˚˚°"CINTA YANG MENYELAMATKAN" ♧°˚˚♧°˚˚˚°♧°˚˚˚°

oleh Benedicta Ranty pada 07 September 2011 jam 19:37
Sahabatku, (*)◦°˚•♧°˚˚˚°♧°˚˚˚°
kisah sederhana ini ingin ku sampaikan...sebagai ungkapan cinta yang selalu dan akan tetap ada,mungkin juga kita sendiri tidak mengalami kisah cinta yg begitu indah,atau bahkan tdk memilikinya sama sekali,tetapi tidak ada buruknya bila kita mendengar
dng besar hati akan kebahagiaan sesama kita..dan hal itu akan membuat kita bahagia.

Pada sebuah kerajaan,saat itu sedang didatangi dan dikuasai musuh,pasukan musuh mengepung wilayah kerajaan itu dan mengisolasi semua penduduk kerajaan itu.
Seluruh penduduk tidak diperkenankan keluar meninggalkan wilayah yang sudah dikelilingi oleh ratusan pasukan yg diperlengkapi senjata yg mematikan..dan siap diledakkan.

Komandan musuh mengirimkan utusan yang berisi pesan pada Raja,yang mengabarkan bahwa dia akan memusnahkan seluruh isi kerajaan beserta  seluruh penghuninya,
tapi sebelum hal itu dia lakukan,pemimpin pasukan itu memberi  kehormatan dan mengijinkan para wanita dan anak-anak keluar meninggalkan  wilayah itu .°˚˚˚°♧°˚˚˚°

Raja yang sangat bijaksana dan dicintai oleh rakyatnya itu ,beberapa kali mengadakan
negosiasi,semua demi keselamatan rakyat yg sangat dicintainya.
Akhir dari negosiasi itupun disepakati...bahwa komandan musuh akan membiarkan wanita-wanita dan anak-anak meninggalkan wilayah itu dengan masing-masing membawa
harta yang paling berharga yang mereka miliki ..dengan satu syarat mutlak bahwa mereka dapat membawa harta berharga itu sendiri .

Sahabatku dlm kasih,
Mungkin tidak terbayangkan...apa yang akan mereka bawa,kita pasti membayangkan bahwa mereka masing-masing akan berbondong-bondong membawa bekal kekayaan mereka,emas,uang dan harta benda yg dpt mereka angkat dan bawa..dan mereka akan saling berdesak-desakkan saling mendahului agar selekasnya memperoleh keselamatan dan kebebasannya..seperti saat kita menyaksikan pembagian sembako/bingkisan yg harganya tak sebanding dengan nyawa yg mereka miliki dan pertaruhkan,seandainya mereka tergilas dan ter injak2 saat saling dorong mendorong ..apakah yang mereka peroleh pantas dan layak menjadi tebusan nyawa mereka ?? hanya hati yang bersih yg mampu menjawabnya.

Sahabatku,
Apa yang terjadi saat pintu gerbang kerajaan di buka ?? mereka masing-masing...para wanita dan anak-anak yg memang menjd bg besar dari penghuni kerajaan itu,secara
teratur keluar dari gerbang kerajaan..dan mereka masing2 menggendong suami,
saudara/i mereka ...yach..mereka masing2 memikul sesamanya !! tentu saja hal itu membuat pemimpin pasukan musuh menjadi terkesima .

Sahabatku yg aku kasihi,
Sungguh kita patut melakukannya  juga,yaitu mau ikut memikirkan keselamatan sesama kita,tidak hny memikirkan kepentingan diri sendiri...bahkan begitu sayangnya dengan diri sendiri,sampai2 melupakan kemanusiaannya dengan
menipu sesama hanya untuk kesenangan dan memenuhi kebutuhannya sendiri.

(*)◦°˚•♧°˚˚˚°♧°˚˚˚°
Karena kita anak2 Allah,
maka kitapun harus menjadi anak2 yg meneladani Allah kita
melalui Yesus,yang mau berkorban untuk  keselamatan kita yang dicintainya.

Salam kasih sahabat mu *benedicta*.


(*)◦°˚• ŞéƖαмαƭ  MaLaM... •˚°
(*)Ʈüђα̲̅ή ♍εмϐεя̌̈κα†¡♧°˚˚♧°˚˚˚°♧°˚˚˚°

‎"DIMANA ALLAH MERATAP"



(Wawancara dengan Monsignor Segundo Tejado Munoz)
(Terjemahan bebas)


Bertatap muka dengan Gereja Martir

Monsignor Tejado tentang Awal Pelayanan Imamat di Albania


ROME, SEPT. 6, 2011 (Zenit.org) Gereja di Albania menderita penganyiaan yang besar dan mengerikan dibawah kekuasaan dictator komunis Enver Hoxa. Walaupun komunis – tidak seperti Negara sekuler yang mengeluarkan Allah dari hati umat, demikian kata monsignor yang memulai pelayanannya sebagai imam di Albania. Mongsignor Segundo Tejado Munoz, wakil sekretaris pada Pontifical Counsil “Cor Unum” yang mengenang kembali tugas pertama imamatnya di Albania sebagai yang terbaik sepanjang hidupnya.

Dia berbicara dalam program televisi “Dimana Allah Meratap” yang disponsori oleh Radio dan Jaringan Televisi dalam kerja sama dengan Badan Bantuan untuk Gereja miskin, tentang apa yang seharusnya seorang imam belajar dari pelayanan kepada mereka yang menerima resiko berat karena hidup untuk iman mereka.


Wartawan: Engkau datang ke Albania sesaat setelah kematian Enver Hoxa. Apa pengalamanmu pada saat itu?

Monsignor Tajado: Saya datang ke Albania untuk bekerja di sana dan membantu menyediakan rencana pembangunan kembali Gereja sesaat setelah kejatuhan komunis. Saya tidak tahu sesuatu pun tentang Albania karena Spanyol mempunyai hubungan yang kurang akrab dengan Negara-negara Balkan. Pengalamanku sangat mencengangkan – sulit tapi mengagumkan. Saya mengerti bahwa Tuhan telah memanggilku untuk pergi ke Albania. Albania sangat miskin tapi saya menemukan banyak umat sangat membantu satu sama lain; banyak kali di Negara komunis banyak umat bertentangan dengan iman, tapi tidak di Albania. Paus datang ke sana pada tahun 1994 dan beliau menahbiskan uskup pertama. Itu adalah pengalaman yang sangat bagus, tapi juga sulit karena Gereja dianiaya, sehingga harus memulai dari awal lagi, untuk berbicara tentang Yesus, tentang Tuhan dan mengorganisir gereja secara keseluruhan.


Wartawan: Apa yang sangat merisaukan yang engkau lihat ketika datang ke Albania?

Monsignor Tajado: Saya melihat sejumlah penduduk dan sebuah gereja yang menderita banyak selama pemerintahan komunis tetapi penganiayaan tidak menghancurkan sesuatu di dalam hati mereka. Itulah sesuatu tentang surga. Mereka katakan bahwa “selama era komunis surga sangatlah dekat dengan hati mereka.”


Wartawan: Pada umumnya penduduk Negara itu Ateis. Bagaimana mungkin masih ada benih iman di sana?

Monsignor Tajado: Komunis tidak dapat menghancurkan harapan di hati umat. Dalam Negara komunis, sekularisasi telah dihancurkan oleh harapan ini di hati umat. Dalam negara2 dibawa control komunis, nilai rasa iman akan Allah tetap tinggal di hati umat. Engkau dapat berbicara tentang Allah dengan umat di sana, dalam cara yang engkau tidak dapatkan di dalam negara2 sekulir, sebab umat menemukan baik Allah maupun iman merekalah yang sangat penting dan menarik.


Wartawan: Apakah di sana terjadi penganiayaan yang bengis terhadap Katolik Albania?

Monsignor Tajado: Ya, gereja di Albania adalah gereja para martir. Mereka tetap bersekutu dengan Santo Petrus, dengan Paus dan itulah unsur penting untuk mereka. Enver Hoxa memaksa Gereja Katolik Albania untuk menjadi gereja nasional seperti di Cina, tapi para uskup dan imam menolaknya; “Kami akan tetap menjadi satu kesatuan dengan Petrus, dengan Paus” dan karena ini, mereka dianiaya dan memiliki situasi yang mengerikan.


Wartawan: Apakah kesaksian2 ini mempengaruhi panggilanmu sebagai seorang imam?

Monsignor Tajado: Ya! Ketika engkau berbicara kepada mereka yang dianiaya, sesuatu menyentuhmu. Engkau datang berhadapan muka dengan muka dengan seseorang yang telah mengorbankan hidupnya untuk Tuhan; Ini sangat penting untuk seorang imam – menyerahkan hidupmu untuk Tuhan dan untuk Gereja.


Wartawan: Apa saja resiko yang telah engkau alami karena imanmu akan Tuhan?

Monsignor Tajado: Setiap hari sebagai seorang imam saya dipanggil untuk memberikan hidup kepada Tuhan; melakukan kehendak-Nya. Itu adalah sebuah pengalaman spiritual. Jika engkau bertemu seseorang yang telah menderita bukan hanya untuk sehari tapi untuk hidup, untuk Tuhan, engkau seharusnya bertanya kepada dirimu mengapa engkau tidak dapat melakukan hal yang sama dan menyerahkan hidupmu secara penuh kepada Tuhan? Inilah aspek penting untuk seorang imam – bukan hanya untuk seorang imam tapi juga untuk setiap orang Kristen.


Wartawan: Apa yang ada di dalam dirimu yang telah tertinggal di Albania?

Monsignor Tajado: Setengah dari hatiku. Saya berada di sana selama 9 tahun. Itu adalah pengalaman tugas pertamaku sebagai imam dan menjadi tempat tujuan pertamaku, saya mengenangnya sangat mendalam. Itulah sebuah periode yang sangat manis dalam hidupku – terbaik, saya piker, sungguh dan selalu karena kesulitan2, salib dan penderitaan, yang Tuhan izinkan dalam hidupku. Itu membuatku merendah dan menjadi rendah hati.


Wartawan: Ibu Teresa datang dari Albania. Seberapa pentingkah dia untuk Gereja Katolik di sana?

Monsignor Tajado: Ibu Teresa merupakan seorang tokoh yang sangat penting untuk kita semua. Dia lahir di Skopje, Albania, bagian dari Macedonia. Untuk orang-orang Albania, dia sangat special setelah kejatuhan komunis, orang-orang Albania kehilangan harapan. Pesan ibu Teresa, “Tidak ada yang mustahil bagi Allah,” adalah sebuah pesan yang saya renungkan dan itu juga menjadi pesan untuk semua umat. Jika we memiliki model iman seperti ini dalam hidup kemudian tidak ada sesuatu yang mustahil untuk kita kita we bersama dengan Tuhan. Kunjungan Paus dan Ibu Teresa adalah, seperti orang-orang Albania katakan, seperti “surga terbukan kembali.” Komunis menutup surga bagi umat; Ibu Teresa dan Paus membuka kembali surga untuk mereka.”


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

***Duc in Altum***


PERSAHABATAN : SI KAYA DAN SI MISKIN BERPELUKAN



Kedua anak ini jelas berbeda dalam penampilan. Yang satu namanya Chris, berasal dari keluarga yang punya dan berada. Carl, keluarga miskin dan tak punya. Keberadaan mereka seperti langit dan bumi yang terdapat jarak yang sangat jauh. Chris selalu diantar jemput ke sekolah dengan mobil mewah. Berbanding terbalik dengan Carl, jalan kaki. Chris punya segudang perlengkapan sekolah; seragam, sepatu yang hampir setiap hari berganti. Carl? dia hanya punya satu pasang sepatu dan dua seragam. Namun ada satu hal yang mempersatukan mereka yakni persahabatan. Chris tidak pernah memikirkan bahwa apa yang ia punya dan keluaraga yang memiliki banyak menjadi kendala bagi dia menjalin persahabatan dengan si miskin. Ia punya hati dan rasa bahwa Carl yang miskin ini adalah teman yang pantas berbahagia, bergembira dan terutama punya harga diri.

Mereka, dua sahabat akrab ini masih kelas satu SMP namun mereka telah memberi suatu "pelajaran" bagi kaum dewasa apa arti dan bagaimana menjalin suatu persahabatan yang dilandasi dengan kasih. Chris selalu merenung bahwa dalam persahabatannya dengan Carl, ia tidak pernah mengandalkan "kuasa" kekayaan yang keluarganya miliki, juga ia tidak pernah memamerkan atribut super mewah yang ia kenakan. Ia selalu membawa sifat kesederhanaan dan kerendahan hati. Ia terbuka bagi semua dan untuk semua. Maka ia selalu meminta kepada sopir supaya diturunkan di tempat yang agak jauh dari sekolah dan dari sana ia jalan kaki ke sekolah. Ia tidak suka, semua orang tahu bahwa ia "kaya". Ia tidak senang semua orang memandang ke Mobil mewahnya dan memberi hormat padanya. Ia juga tidak mau Carl sahabatnya menjadi minder.

Persahabatan Chris dan Carl juga berlanjut di luar sekolah. Mereka "mempunyai" gereja yang sama. Sapaan Yesus yang dia dengarkan setiap hari Minggulah yang sebenarnya memberi mutiara hidup bagi Chris untuk selalu bersikap rendah hati dan juga memperhatikan orang kecil. Pada suatu Minggu pagi, anak remaja sedang membahas tentang kasih dalam injil Yohanes. Tiba-tiba Carl pergi keluar Gereja dengan wajah sedih karena ia tidak punya Kitab Suci. Ia malu karena tidak bisa "memberi" kasih kepada Yesus karena ia tidak bisa ikut berpartisipasi lantaran ketiadaan Kitab Suci. Merasa ada yang tidak beres Chris mengikutinya dari belakang. Chris langsung menepuk bahu Carl dan mengatakan, "Carl saya tahu masalah dan kesulitanmu, terimalah Kitab Suci saya ini." Carl terharu dan menangis atas kebaikan dan kemurahan hati sahabatnya ini. Pada saat itu jadilah Carl punya apa yang ia inginkan (Kitab Suci) sementara Chris tidak punya Kitab Suci.

Sesampai di rumah Chris melaporkan bahwa ia membutuhkan Kitab suci yang baru. Ia berbohong bahwa ia kehilangan Kitab Suci. Tanpa tanya, orang tuanya membeli yang baru. Begitulah, persahabatan mereka makin abadi. Carl bisa ikut dalam segala kegiatan karena kebaikan Chris. Chris juga tidak segan-segan membantunya. Chris rajin "mencuri" dari tabungan pribadinya di rumah. Pada suatu hari Chris mencek isi tabungannya dan ia heran karena tabungannya bukannya makin berkurang tetapi justru makin bertambah.

Pada Minggu berikutnya, sepulang dari Gereja, Chris mau mengambil uang dari tabungannya untuk membeli rosario dan salib untuk Carl. Ketika ia masuk kamarnya, ia melihat bahwa pintu kamarnya terbuka. Ia masuk pelan-pelan. Akhirnya ia menemukan ibunya sedang memasukkan sejumlah uang ke tabungannya. Ibunya terkejut, tetapi Chris lebih terkejut lagi. Akhirnya semua terjawab, kenapa isi tabungannya semakin bertambah. Saat itu juga Chris terus terang bahwa ia sering mengambil uang dari sana untuk membantu Carl. Ibunya tidak marah. Ia malah mengatakan, "ANAKKU SAYA BANGGA DENGANMU DAN KELUARGA MENGAGUMIMU.

Saudara-i terkasih dan teman-teman sekalian. Banyak orang berkatan, "SI KAYA DAN SI MISKIN TIDAK MUNGKIN BERTEMU, MUSTAHIL BERELASI. Tetapi kisah Chris dan Carl telah mementahkan pendapat mereka. Chris dan Carl bukan hanya mau menunjukkan bahwa si kaya dan si miskin bisa berelasi tetapi lebih dari situ bahwa Si kaya dan Si miskin bsa berpelukan asal kita punya hati dan rasa.
Yesus mengatakan, "Hendaknya kalian saling mengasihi sebagaimana Aku telah mengasihi kamu." Inillah yang "mengundang" Chris untuk mengasihi Carl, sahabatnya. Yesus juga mengatakan, "Aku menyebut kamu sahabat karena apa yang aku dengarkan dari BapaKu, Aku telah memberi tahukannya kepadamu. Ini juga menjadi "mutiara iman" yang membuka hati Chris untuk "memperlakukan" Carl sebagai sahabat sejatinya.

SEMOGA KITA MAMPU MENJADI SAHABAT BAGI SEMUA ORANG DAN SAUDARA BAGI YANG MEMBUTUHKAN.

Cinta Kupu-kupu= Cinta Sampai Mati

oleh Coff Fransiscko Uweubun pada 07 September 2011 jam 11:03


Di sebuah kota kecil yang tenang dan indah, ada sepasang laki-laki dan perempuan yang saling mencintai. Mereka selalu bersama memandang matahari terbit di puncak gunung, bersama di pesisir pantai menghantar matahari senja. Setiap orang yang bertemu dengan mereka tidak bisa tidak akan menghantar dengan pandangan kagum dan doa bahagia.

Mereka saling mengasihi satu sama lain Namun pada suatu hari, malang sang lelaki mengalami luka berat akibat sebuah kecelakaan. Ia berbaring di atas ranjang pasien beberapa malam tidak sadarkan diri di rumah sakit. Siang hari sang perempuan menjaga di depan ranjang dan dengan tiada henti memanggil-memanggil kekasih yang tidak sadar sedikitpun.

Malamnya ia ke gereja kecil di kota tersebut dan tak lupa berdoa kepada Tuhan Agar kekasihnya selamat. Air matanya sendiri hampir kering karena menangis sepanjang hari.

Seminggu telah berlalu, sang lelaki tetap pingsan tertidur seperti dulu, sedangkan si perempuan telah berubah menjadi pucat pasi dan lesu tidak terkira, namun ia tetap dengan susah payah bertahan dan akhirnya pada suatu hari Tuhan terharu oleh keadaan perempuan yang setia dan teguh itu, lalu Ia memutuskan memberikan kepada perempuan itu sebuah pengecualian kepada dirinya. Tuhan bertanya kepadanya "Apakah kamu benar-benar bersedia menggunakan nyawamu sendiri untuk menukarnya?". Si perempuan tanpa ragu sedikitpun menjawab "Ya".

Tuhan berkata "Baiklah, Aku bisa segera membuat kekasihmu sembuh kembali, namun kamu harus berjanji menjelma menjadi kupu-kupu selama 3 tahun. Pertukaran seperti ini apakah kamu juga bersedia?". Si perempuan terharu setelah mendengarnya dan dengan jawaban yang pasti menjawab "saya bersedia!".

Hari telah terang. Si perempuan telah menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Ia mohon Diri pada Tuhan lalu segera kembali ke rumah sakit. Hasilnya, lelaki itu benar-benar telah siuman bahkan ia sedang berbicara dengan seorg dokter. Namun sayang, ia tidak dapat mendengarnya sebab ia tak bisa masuk ke ruang itu.

Dengan di sekati oleh kaca, ia hanya bisa memandang dari jauh kekasihnya sendiri. Beberapa hari kemudian, sang lelaki telah sembuh. Namun ia sama sekali tidak bahagia. Ia mencari keberadaan sang perempuan pada setiap orang yang lewat, namun tidak ada yang tahu sebenarnya sang perempuan telah pergi kemana.

Sang lelaki sepanjang hari tidak makan dan istirahat terus mencari. Ia begitu rindu kepadanya, begitu inginnya bertemu dengan sang kekasih, namun sang perempuan Yang telah berubah menjadi kupu-kupu bukankah setiap saat selalu berputar di sampingnya? Hanya saja ia tidak bisa berteriak, tidak bisa memeluk. Ia hanya bisa memandangnya secara diam-diam. Musim panas telah berakhir, angin musim gugur yang sejuk meniup jatuh daun pepohonan. Kupu-kupu mau tidak mau harus meninggalkan tempat tersebut lalu terakhir kali ia terbang dan hinggap di atas bahu sang lelaki.

Ia bermaksud menggunakan sayapnya yang kecil halus membelai wajahnya, menggunakan mulutnya yang kecil lembut mencium keningnya. Namun tubuhnya yang kecil dan lemah benar-benar tidak boleh di ketahui olehnya, sebuah gelombang suara tangisan yang sedih hanya dapat di dengar oleh kupu-kupu itu sendiri dan mau tidak mau dengan berat hati ia meninggalkan kekasihnya, terbang ke arah yang jauh dengan membawa harapan.

Dalam sekejap telah tiba musim semi yang kedua, sang kupu-kupu dengan tidak sabarnya segera terbang kembali mencari kekasihnya yang lama di tinggalkannya. Namun di samping bayangan yang tak asing lagi ternyata telah berdiri seorang perempuan cantik. Dalam sekilas itu sang kupu-kupu nyaris jatuh dari angkasa.Ia benar-benar tidak percaya dengan pemandangan di depan matanya sendiri. Lebih tidak percaya lagi dengan omongan yang di bicarakan banyak orang. Orang-orang selalu menceritakan ketika hari natal, betapa parah sakit sang lelaki. Melukiskan betapa baik dan manisnya dokter perempuan itu. Bahkan melukiskan betapa sudah sewajarnya percintaan mereka dan tentu saja juga melukiskan bahwa sang lelaki sudah bahagia seperti dulu kala .

Sang kupu-kupu sangat sedih. Beberapa hari berikutnya ia seringkali melihat kekasihnya sendiri membawa perempuan itu ke gunung memandang matahari terbit, menghantar matahari senja di pesisir pantai. Segala yang pernah di milikinya dahulu dalam sekejap tokoh utamanya telah berganti seorang perempuan lain sedangkan ia sendiri selain kadangkala bisa hinggap di atas bahunya, namun tidak dapat berbuat apa-apa.

Musim panas tahun ini sangat panjang, sang kupu-kupu setiap hari terbang rendah dengan tersiksa dan ia sudah tidak memiliki keberanian lagi untuk mendekati kekasihnya sendiri. Bisikan suara antara ia dengan perempuan itu, ia dan suara tawa bahagianya sudah cukup membuat hembusan napas dirinya berakhir, karenanya sebelum musim panas berakhir, sang kupu-kupu telah terbang berlalu. Bunga bersemi dan layu. Bunga layu dan bersemi lagi. Bagi seekor kupu-kupu waktu seolah-olah hanya menandakan semua ini.

Musim panas pada tahun ketiga, sang kupu-kupu sudah tidak sering lagi pergi mengunjungi kekasihnya sendiri. Sang lelaki bekas kekasihnya itu mendekap perlahan bahu si perempuan, mencium lembut wajah perempuannya sendiri. Sama sekali tidak punya waktu memperhatikan seekor kupu-kupu yang hancur hatinya apalagi mengingat masa lalu.

Tiga tahun perjanjian Tuhan dengan sang kupu-kupu sudah akan segera berakhir dan pada saat hari yang terakhir, kekasih si kupu-kupu melaksanakan pernikahan dengan perempuan itu.

Dalam kapel kecil telah dipenuhi orang-orang. Sang kupu-kupu secara diam-diam masuk ke dalam dan hinggap perlahan di atas pundak Tuhan. Ia mendengarkan sang kekasih yang berada dibawah berikrar di hadapan Tuhan dengan mengatakan "saya bersedia menikah dengannya!". Ia memandangi sang kekasih memakaikan cincin ke tangan perempuan itu, kemudian memandangi mereka berciuman dengan mesranya lalu mengalirlah air mata sedih sang kupu-kupu.

Dengan pedih hati Tuhan menarik napas "Apakah kamu menyesal?". Sang kupu-kupu mengeringkan air matanya "Tidak". Tuhan lalu berkata di sertai seberkas kegembiraan "Besok kamu sudah dapat kembali menjadi dirimu sendiri". Sang kupu-kupu menggeleng-gelengkan kepalanya "Biarkanlah aku menjadi kupu-kupu seumur hidup".

Ada beberapa kehilangan merupakan takdir. Ada beberapa pertemuan adalah yang tidak akan berakhir selamanya. Mencintai seseorang tidak mesti harus memiliki, namun memiliki seseorang maka harus baik-baik mencintainya.

Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat. Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi. Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping.Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut



Bukit Bantik, o7 Sept 2011

Kamis, 01 September 2011

Renungan Malam: Edisi khusus untuk pasangan nikah

TEMUKAN KEMBALI KEBAHAGIAAN YANG MULAI ATAU BAHKAN TELAH HILANG DARI PERNIHAKANMU: Pernakah Anda menonton acara dansa. Dansa bukanlah semacam kompetesi diantara dua orang sedang berdansa berpasangan. Lebih dari itu, dansa adalah sebuah bentuk seni di mana dua orang yg berbeda menyatuh dan berjuang bersama-sama untuk mencapai nilai seni yang tertin...ggi, kesatuan emosi dan gerakan anggota tubuh; kaki, tangan, mata, kepala dan semua anggota tubuh yang tak pernah dapat dicapai sendirian. Inilah gambaran sempurna tentang pernikahan. Menyatuh dalam keseragaman gerakan bukan berarti kehilangan keunikan. Sebaliknya keunikan masing-masing sangat nampak terasa dan terlihat dalam keseragaman di mana setiap pasangan berusaha untuk berirama dalam setiap gerakan. Hanya mau mengatakan bahwa ANDA TIDAK AKAN KEHILANGAN JATI DIRIMU DALAM USAHA UNTUK MENYATUH DENGAN PASANGANMU. Yang ada di sana adalah soal penghargaan atas perbedaan dan keunikan serta kemampuan untuk mengubahnya menjadi sebuah keharmonisan. Kalau tidak percaya; Silakan masuklah dalam kamar bersama pasanganmu, putarlah lagu dansa dan mulailah berdansa dengan pasanganmu. Hati-hati karena anak-anakmu bisa mengintip.

***Duc in Altum***