Selasa, 16 Agustus 2011

Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.


oleh Jeane Yosefa Tine pada 15 Agustus 2011 jam 17:55
Sedikit merenungi injil Tuhan,….

Mat 9:9-13.

Kisah dalam Mat 9:9-13 menceritakan panggilan Yesus kepada Matius untuk mengikuti-Nya. Tindakan Yesus ini mengundang protes dari orang Farisi. Yesus kemudian berkata: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.”

Ungkapan ini merupakan tanggapan terhadap pertanyaan orang-orang Farisi kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan dengan pemungut cukai dan orang-orang berdosa?” Matius si pemungut cukai yang mengikuti Yesus dalam injil Mat 9:9-13 menyadari diri sebagai “Orang Sakit”. Dia menyadari kedosaan dan kekurangan dirinya. Dia sadar, bahwa kadang-kadang dia berlaku tidak adil, merugikan orang lain, mengambil apa yang bukan haknya.
Namun ia mau sembuh dari “Sakit” yang membuatnya tidak bahagia. Sebaliknya, orang-orang Farisi tadi adalah orang-orang yang tidak menyadari bahwa mereka juga adalah “Orang Sakit”. Mereka juga memiliki kelemahan, kekurangan, kedosaan. Tapi mereka dibutakan oleh kesombongan diri sehingga tidak bersedia disembuhkan.
Kawan, Yesus datang untuk “orang sakit” yang merindukan kesembuhan.

Matius memilih yang terbaik untuk hidupnya.
Apa pilihan kita?

Agar sembuh, kita perlu memenuhi dua syarat:
Pertama, sadari dan akui bahwa kadang-kadang kita “sakit”. Artinya, kita mempunyai kelemahan, kekurangan, dan kedosaan.
Kedua, bersedia mengikuti perintah Yesus, Sang Tabib Sejati kita. Mengikuti Yesus berarti kita menyadari kekurangan dan mau memperbaiki diri dari kesalahan atau kekurangan yang terkadang menghambat kita untuk mengasihi Allah dan sesama.


Jeane Yosefa Tine, Agustus 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar