Rabu, 30 November 2011

Renungan Malam: "PENUHILAH JANJIMU, KAWAN!"



"Mungkin karena kebutuhan maka ada saja yang datang meminjam dengan janji akan menggantikan atau karena ingin dikatakan sebagai yang bermurah hati maka janjipun diobral kepada orang lain. Akan tetapi yang kemudian dan sering terjadi dalam hidup, adalah hanya sedikit yang mengingat dan memenuhi janjinya.

Karena itu, janganlah menunggu sampai orang lain datang menagih janjimu atau menyebarkan sesuatu yang buruk tentangmu kepada orang lain, karena itu pasti akan menjadi saat terburuk bagi kedua belah pihak. Bila saat ini Anda mengingat pernah menjanjikan untuk menggantikan atau akan memberikan sesuatu kepada orang lain, maka sebelum Anda berjuang untuk memenuhinya dalam waktu yang singkat, kuajak Anda untuk mohon pertolongan Tuhan dalam doa malammu agar Ia meneguhkan niatmu untuk memenuhi janji-janjimu sejauh mungkin dan dapat Anda lakukan di hari esok.

Rabu, 09 November 2011

Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran




(Inno Ngutra)

Teman-teman muda MIK yang terkasih,
Ada refleksi menarik dari mantan dosenku bidang moral di Seminari Pineleng (Romo Sujoko, MSC) tentang Pesta Gereja Basilik Lateran hari ini…Silakan membaca dan memaknainya dalam hidup sebagai anggota Gereja.
Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran

Hari ini Gereja merayakan pembarkatan basilika Lateran, yang disebut induk dari semua (bangunan) gereja di seluruh dunia. Basilika itu secara resmi adalah tempat kediaman uskup Roma, yang dengan sendirinya juga adalah Paus. Karena Basilika Lateran itu adalah gereja induk, maka bisa kita sebut Gereja Paroki kita untuk seluruh dunia. Jadi kalau seluruh dunia ini hanya satu paroki, maka Gereja Paroki kita adalah Basilika Lateran itu. (Demikian antara lain keterangan yang dibaca oleh P. Albert Jamlean, MSC, selebran yang ber-hut hari ini).
Namun kenyataannya, Paus tidak tinggil di Basilika Lateran, walaupun Basilika itu adalah kediaman resmi uskup Roma. Paus tinggal di Basilika St. Petrus – yang menurut pemandu wisata – sebenarnya adalah sebuah makam yang sangaaat besar. Jadi Paus tinggal di makam santo Petrus; sedangkan yang tinggal di Basilika Lateran adalan Vicaris Jendralnya (Vicjen).
Ada Katedral dan Basilika. Apa bedanya? Katedral adalah Gereja tempat tinggal Uskup, dari kata Cathedra yang artinya kadera atau kursi. Sedangkan Basilika berarti Gereja Kerajaan; Basileia (bhs Yunani) artinya: Kerajaan. Jadi Basilika-basilika itu adalah Gerejanya para raja dan kaisar; berarti Gereja yang besar-besar. Kalau Katedral belum tentu besar, yang penting uskup tinggal di situ. Kalau Basilika harus besar, biarpun tidak ada uskupnya di situ. Misalnya; Basilika Lateran; Basilika Santa Maria Magiore dll.
Yang membuat saya meresa tidak enak sedikit dalam pesta hari ini adalah: Kemenangan Gereja dalam kekaisaran Romawi yang membuat (atau mamaksa) Konstantinus mengeluarkan edik Milan tahun 313 yang isinya: agam kristiani menjadi agama kekaisaran resmi romawi. Kita harus mengatakan Puji Tuhan atau “hati-hati” dengan kemenangan ini. Karena sejak itu memang triumphalisme Gereja meresapi semangat Gereja. Waktu saya duduk mendengarkan kisah Basilika Lateran yang dibacakan dari buku peringatan dan pesta, saya tiba-tiba terpikir: Jangan-jangan kemenangan kekristenan atas kekaisaran romawi itu bukan murni “berkat” Tuhan, tetapi masalah politis juga. Karena saya lalu terlinyas Yesus yang selama hidupnya: tidak mendekat kepada kekuasaan Herodes, Kaisar di Roma, Pilatus bahkan pemimpin agama formal seperti para imam dan ahli kitab. Gereja yang berwarna “duniawi” itu lalu seperti menyimpang dari contoh Yesus. Sampai ada sejarawah Perancis (saya lupa namanya) yang dikutip mengatakan dengan agak menyindir: Yesus bermaksud mendirikan Kerajaan Allah, tetapi yang muncul Gereja!
Kerajaan Allah atau “Gereja Kristus” itu (kalau mau dibedakan dari Gereja Katolik atau Gereja Kristen institusional dari semua denominasi) lalu ada di mana? Yesus pernah bilang di Injil: Kerajaan Allah ada di tengah-tengahmu!
sujoko
di provinsialat

Senin, 07 November 2011

INDAHNYA KEMATIAN DI HARI KELAHIRAN

Inno Ngutra


Ada 3 moment penting yang selalu membuatku terkagum-kagum akan cinta Tuhan kepadaku, yakni Kelahiran, Tahbisan Imamat dan Kematianku.

KELAHIRAN menjadi bukti bahwa Sang Pencipta menciptakanku dan orang tua (papa dan mama) telah bekerja secara luar biasa sehingga aku diizinkan oleh cinta mereka lahir ke dunia ini. Tuntunan dan kasih sayang mereka telah membentukku menjadi seorang anak manusia yang takut akan Tuhan dan mencoba mencintai dan menerima sesamaku sebagaimana mereka adanya. Penerimaan ini hanya menjadi mungkin bila aku sendiri menerima diriku apa adanya. Penerimaan diri menjadi pintu gerbang untuk mencintai sesama dan mengakui kebesaran Allah yang telah menciptakanku seperti apa adanya aku saat ini.

TAHBISAN IMAMAT adalah sebuah langkah penuh liku yang harus kuambil karena dengan itulah aku menjadi seperti apa adanya aku saat ini. Aku boleh saja memilih untuk menikah, aku boleh saja memilih untuk menjadi seorang tentara, pegawai, atau bahkan petani maupun pelaut, dan beragam lainnya. Namun, keputusan untuk menjadi imam selalu membuatku kagum akan bagaimana Ia mencintaiku. Aku yang merasa tidak tampan, pandai dan bijak telah melayakkanku menjadi hamba-Nya; “Duc in Altum;Free Rainbow Graphics - http://www.myrainbowtext.com

MIK “Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam”, meskipun telah semalaman, bertahun-tahun aku mencoba tapi karena Engkau yang menyuruhnya maka aku akan menebarkan jala juga (Luk.5:4) Dan, sungguh, jala itu sekarang aku sedang tebarkan dengan harapan bahwa hasil yang didapatkan Petrus juga menjadi hasil tangkapanku, atau sekurang-kurangnya aku dapat berkata seperti ibu-Mu, Maria; “Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.”

KEMATIAN adalah misteri. Namun semakin bertambah umurku, semakin kerinduanku mengetahui rahasia ini semakin besar. Kalau dalam kelahiran aku meyakini bahwa ada Sang Pencipta lewat papa dan mama, maka dalam sakramen imamat, aku sadar bahwa Ia sendirilah yang telah menyuruhku untuk membawa dan menebarkan jala-Nya. Pertanyaan bagiku saat ini; “Siapakah Dia Yang telah menciptakanku? Siapakah Yang telah menyuruhku membawa dan menyebarkan jala-Nya? Siapakah Dia?” Pertanyaan ini tetap menjadi misteri. Namun, aku semakin yakin bahwa hanya ada satu jalan untuk mengetahui Dia yang menciptakan dan menyuruhku, yakni lewat kematian. Hanya lewat kematianlah aku bertatap muka dengan Dia yang menciptakan dan menyuruhku menyebarkan jala-Nya. Oleh karena itu, kematian, saat ini menjadi kerinduanku yang paling dalam, dan bahkan sangat menggebu-gebu. Meskipun demikian, seperti rasul besar-Nya St.Paulus, aku akan mengatakan kepada-Nya; “Jika aku memilih maka aku ingin mati untuk bertemu dan tinggal bersama-Nya. Namun, jika saat ini, kehidupan masih terberi oleh-Nya kepadaku maka sedetikpun tidak akan kusia-siakan rahmat dan kesempatan ini. Aku akan berjuang untuk melakukan yang terbaik untuk-Nya, untuk Gereja-Nya dan untuk umat-Nya disekitarku.

Akhirnya, aku hanya berharap dan mendoakan serta meminta kepada Dia Yang telah memanggilku menjadi imam-Nya, yakni harapan dan ungkapan hati santo kesayanganku, St.Yohanes Maria Vianey dari Ars; “Aku ditahbiskan bukan untuk diriku sendiri melainkan untuk umat.” Kalau memang aku ditahbisakan untuk umat tapi aku sendiri tidak mau dan rela melayani mereka atau sebaliknya lewat imamat ini akulah yang dilayani oleh mereka maka alangkah berdosanya aku ini terhadap Tuhan dan sesamaku. Aku yakin bahwa kematianpun tidak akan memberiku kesempatan untuk bertatap muka dengan Sang Pencipta dan Pemilik jala itu.

Di hari ini, hanya satu yang kuharapkan dari sahabat kenalanku, doakanlah aku, imammu yang berdosa ini dengan harapan kiranya kesucian dan kesederhanaan tidak pernah kujauhkan dari kehidupanku sebagai seorang imam. Mamaku di rumah, aku selalu merindu melihat kekhusyukanmu mendoakanku. Aku tidak pernah mendengar kata-kata dari mulutmu, tapi Ia yang memanggilku pasti mengerti apa yang mama katakana dalam doa-doamu, dan aku tahu bahwa saat ini mama sedang mendoakanku. Bunda Maria, mama rohaniku, bawahlah aku dalam pelukan keibuanmu kepada Yesus, Putramu yang telah memanggil dan melayakkan aku menjadi imam-Nya.


Teriring salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabatnya,

Romo Inno Ngutra
(Rinnong – Duc in Altum)

Marquee Text Generator - http://www.marqueetextlive.com

Rinnong

Jumat, 04 November 2011

MENGGEMBIRAKAN ORANG LAIN



Selesai Perayaan Ekaristi tadi pagi, saya menikmati sarapan di pastoran. Saya sedikit kesal karena kemarin lupa memberi roti untuk sarapan. Jadi sarapan tanpa roti rasanya kurang lengkap, bagaikan sayur tanpa garam, malam tanpa bintang, sendok tanpa garpu dan kata orang muda, bagaikan hidup tanpa cinta, Mmmm mantap….. Tiba-tiba seseorang membel pintu. Antara jengkel dan sebel kubuka juga pintu dan kemudian saya melihat dua anak yang masih kecil sedang membawa bungkusan.

Heran dan bercampur ingin tahu, saya sapa anak kecil itu, “Selamat pagi, apa yang ingin saya perbuat untukmu? Ini sapaan hangat dan penuh persaudaraan yang selalu saya ucapkan bila seseorang datang kepada saya. Salah satu dari anak itu mengatakan, “Pastor ini adekku dan kami datang menawarkan roti ini untuk pastor beli. Langsung saya berkata dalam hati, “Baik sekali Engkau ya Allah. Engkau tahu bahwa hambamu ini butuh roti untuk sarapan, dan Engkau mengutus anak yang manis ini membawanya.”

Dengan senang hati kusambut tawaran yang menggembirakan itu. Namun sebelumnya saya bertanya lagi, “Kog tumben kalian menjual roti dan pergi ke rumah-rumah ?. Di sinilah muncul jawaban polos yang sangat mengagumkan. “Kami ada lima bersaudara dan abang kami yang tertua akan merayakan hari ulang tahunnya minggu depan. Jadi kami patungan untuk mengumpulkan uang untuk membeli hadiah istimewa di hari jadinya. Kami akan membeli mobil-mobilan yang pake remote control. Saya sungguh terharu atas paparan yang lugu, polos dan jujur ini.

Benar, saya butuh roti untuk sarapan, namun lewat “kesadaran” anak-anak itu, saya juga mendapat suatu nilai hidup yang sangat dalam, MENGGEMBIRAKAN ORANG LAIN. Saya merasa malu karena anak yang polos itu mengajari dan menasehati saya untuk selalu peduli dan peka akan orang lain. Kalau sejak dini mereka sudah dIdidik untuk mengembangkan sikap bertanggungjawab, saya yakin nilai luhur ini akan selalu hidup dalam hati sanubari mereka. Akhirnya karena rasa kagum, saya beli beberapa roti itu dan uangnya pun saya kasih lebih.

Saudara-I terkasih dan teman-teman sekalian. Salah satu panggilan kita sebagai orang Kristen ialah membawa kegembiraan, kedamaian dan keteduhan bagi orang lain. Kita tidak usah berpikir muluk-muluk bagaimana mewujudkannya dalam hidup harian kita. Kita juga tidak perlu capek-capek merancang suatu cara yang spektakuler untuk merealisasinya. Kata-kata yang teduh, damai, lemah lembut, sopan santun dari mulut kita adalah cara sederhana namun bermakna. Dan bukan sebaliknya kata-kata, kotor, kasar, marah yang tak terkontrol, apalagi kutukan.

Membawa kegembiraan bagi orang lain bukanlah sulit dan mahal. Yang sulit ialah bagaimana kita menumbuhkan rasa peduli dan peka dalam hati kita, serta memupuk dan memeliharanya sehingga itu bertumbuh dan akhirnya berbuah. Sedikit dari kekuranganmu, ditambah sedikit dari kekurangan orang lain, dan dikalikan dengan sepuluh dari kekurangan orang lain lagi (PATUNGAN), hal itu akan mampu menggembirakan mereka-mereka yang sangat membutuhkan.

Semoga kisah anak kecil di atas mewarnai hati kita, dan memacu sehingga kita pelan namun pasti, mampu membawa kegembiraan bagi orang lain. Ketika kamu mampu membawa kegembiraan bagi mereka, maka kamu telah mengambil bagian dalam misi pewartaan Yesus yang membawa damai, kegembiraan dan suka cita bagi semua orang. Semoga.

RINTIK HUJAN ITU PUN MAMPU MEMBASAHI BUMI



Saya yakin kisah dan renungan ini agak langka terjadi di dunia nyata. Saya juga berharap itu jauh dari pengalaman hidupmu, sejarah keluargamu dan terutama pengalaman cintamu. Namun bukan berarti hal itu tidak pernah terjadi. Dulu menikah tanpa cinta adalah kenyataan yang kadang terjadi. Wanita dan pria menikah karena unsur keterpaksaan; karena paksaan keluarga, tuntutan adat dan keadaan ekonomi. Maka kita mengenal kisah Siti Nurbaya, bahkan barangkali ada beberapa di antara kita yang sudah pernah menonton filemnya.

Kisah keluarga ini agak mirip dengan kisah Sitinurbaya tetapi banyak makna yang bisa kita petik dan belajar darinya. Brandon dan Joylin terdaftar sebagai suami isteri, menikah di Gereja. Namun sayang, tidak ada “cinta” sebagai dasar paling utama. Tidak ada “sayang” sebagai lem perekat janji itu. Joylin terpaksa menikah dengan Brandon karena tuntutan adat dan bahkan ketika mereka masih kecil keluarga sudah mempertunangkan mereka berdua. Bagi keluarga mereka berdua, adat harus dilaksanakan kalau tidak, mereka tidak akan selamat.

Brandon, sebagai pria cepat memang beradaptasi dengan kenyataan yang ia harus “terima” menjadi suami bagi Joylin. Tetapi bukan sebaliknya, Joylin. Brandon sudah mulai mampu menampilkan dirinya sebagai suami, namun berbeda dengan Joylin. Kita tidak bisa mempersalahkan Joylin karena memang cinta dan sayang itu tidak ada. Cintalah yang mendorong manusia untuk saling mempersatukan. Brandon memang benar telah mencintai isterinya, tetapi Joylin malah sebaliknya membenci Brandon. Maka jadilah keluarga ini bersandiwara terutama di hadapan umum. Terutama lagi bagi keluarganya.

Brandon berusaha mengambil hati isterinya. Ia melakukan segala pekerjaan demi sebuah hati dan impian” cinta dan sayang dari Joylin. Bahkan Brandon lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Ia tidak mau melanggar janji nikahnya, walau ia benar merasa cinta itu seperti bertepuk sebelah tangan. Sehabis dari kerja, ia cepat pulang, namun sambutan isterinya dingin, sedingin es di benua kutub. Ritme hidupnya ialah kerja, di rumah dan ke Gereja.

Saat kelahiran anak pertama keadaan belum berubah. Joylin tetap setia dengan kekerasan hati dan kebekuan jiwanya. Ia merasa melahirkan anak bukan dari buah cinta dan sayang. Karena itu ia pun tidak peduli dengan anaknya itu. Brandonlah satu-satunya yang bertanggung jawab segalaya. Ia seperti seorang duda, padahal nyata masih mempunyai isteri. Di samping sebagai ayah ia juga bertugas sebagai ibu padahal ibu kandung dari anaknya itu masih hidup.

Brandon merasa gagal mendapatkan cinta dari Joylin. Kadang ia berpikir berpisah saja dengan isterinya. Ia berprinsip kalau memang tidak ada cinta, keluarga ini mustahil berjalan. Kalau sayang belum nyata, keluarga mereka juga akan gagal. Pikirannya berkecamuk antara bertahan atau berakhir, tetap bersatu atau berpisah. Pada suatu malam, ia berdoa, “Allah tunjukkanlah kehendakMu atas keluarga saya. Sampai kapan aku harus bertahan. Rasanya aku tidak mampu lagi berjalan sendirian.

Dari rasa kebimbangannya Brandon tetap setiap melaksanakan tugasnya walau ia “berjalan” sendirian. Mengurus permandian anaknya juga harus ditanganinya seorang diri. Ia tidak malu walau teman-temannya sering bertanya dan bahkan mengejeknya.Kadang Brandon menangis dalam kesendirian mengingat keapatisan isterinya. Pengorbanan dirinya dan tanggungjawab, serta semua usahnyanya belum mampu membuka tabir hati isterinya untuk mengatakan, “Brandon saya mencintaimu.” Kelahirnan puteri yang mungil nan cantik itupun belum mampu meluluhkan perasaannya. Peristiwa permandian yang baru saja berlalu juga tidak kuasa memberinya kebahagiaan. Semuanya bagai cinta berbalut sandiwara dan sayang berselimutkan angan.

Beberapa bulan kemudian, Darlene, nama permandian puteri mereka tiba-tiba mengalami demam tinggi. Brandon panik tetapi naluri kebapaan mendorongnya membawanya ke rumah sakit sendirian. Berhari Brandon setia menemani puteri kesayangannya di rumah sakit. Ia tidak mau kehilangannya. Apa yang terjadi dengan Darelene? Rupanya tinggal sendirian di rumah memberinya rasa kesunyian dan kebosanan. Segala pengorbanan Brandon, perjuangannya dan terakhir kecekatannya membawa puterinya ke rumah sakit terngiang di benaknya. Ia pun berpikir, “Apa yang aku cari di dunia ini? Rasanya Brandon telah melakukannya semua untuk aku dan keluargaku. Singkat cerita, Ia memutusakan ke rumah sakit. Sesampai di sana, ia menumpahkan segalanya dalam tangisan. Ia memeluk Brandon dan ia mengatakan, “Brandon saya mencintaimu. Inilah pertama kali Joylin mengatakannya. Akhirnya penantian Brandon sekian tahun ungkapan saya mencintamu, kenyataan. His dream comes true. Mereka berpelukan. Rintik hujan itu pun membasahi bumi. Perjuangan dan kestiaan Brandon juga mampu menyejukkan hati sang isteri.

Pesan;
Untuk mendapatkan cinta memang butuh perjuangan dan bahkan memerlukan waktu yang lama. Untuk melangkah ke jenjang pernikahan juga butuh proses dan langkah-langkah. Karena itu berilah hak kepada anak-anakmu untuk menentukan pilihan hidupnya. Sebagai orang tua kamu berhak memberi mereka pandangan, pendidikan, nasehat dan kontrol, tetapi berilah kebebasan karena cinta bukanlah untuk dipaksanakan dan jangan paksakan kehendakmu dengan alasan ekonomi, alasan keluarga atau adat.

Nyata terjadi bahwa keluarga anda juga kadang terjadi krisis cinta dan pudarnya sayang, serta keraguan akan komitmen. Maka kembalilah ke tanggungjawabmu sebagai suami dan isteri. Ingatlah Brandon akhirnya berhasil mendapatkan cinta dari isterinya lewat perjuangan yang melelahkan dan waktu yang tidak singkat.

BERKAT ITU JUGA KARENA USAHA ORANG LAIN



Sebuah kapal dihantam angin badai dan tenggelam. Hanya doa orang yang mampu menyelamatkan diri ke pulau kecil yang tidak ada penghuninya. Mereka mengalami masalah baru di mana tidak ada makanan dan minuman. Mereka sepakat membagi wilayah “kekuasaan” di pulau itu dan menunjukkan doa siapa yang paling berkasiat. Orang pertama berdoa memohon, buah-buahan. Besoknya, benar, ia menemukan banyak buah di hadapannya. Sedangkan temannya tidak ada sama sekali. Minggu kemudian, orang pertama itu merasa kesepian dan ia berdoa memohon isteri. Besoknya ada lagi kapal yang dihantam angin topan dan hanya seorang wanita yang mampu menyelamatkan diri dan berenang kewilayahnya.

Orang kedua itu, belum punya apa-apa. Kemudian orang pertama itu memohon rumah, pakayan dan makanan. Benar, besoknya, seperti sulap, semuanya diberikan kepadanya. Akhirnya ia memohon kapal supaya ia bersama isterinya bisa meninggalkan pulau itu. Besoknya ia melihat kapal yang dimintanya itu. Ia bersama isterinya berangkat dan meninggalkan temannya sendirian di pulau itu.

Belum jauh kapal itu berlayar, tiba-tiba ia mendengar suara dari sorga, “Anakku kenapa engkau meninggalkan temanmu itu sendirian di pulau itu? Ia menjawab, “Semua berkat yang aku terima, hanya aku yang berhak, karena aku yang berdoa dan memohonnya. Sementara dia, tidak pantas menerimanya. Dan doa-doanya tidak pernah terkabul.” Suara itu mengatakan, “Kau keliru. Hanya satu permohonannya, dan itu sudah saya kabulkan, kalau tidak kau tidak akan menerima semua berkatKu.

Katakanlah kepadaku apa doanya sehingga saya berutang budi kepadanya, tanya orang pertama itu. Dengan lembut suara itu mengatakan, “Dia berdoa dan meminta supaya saya mengabulkan semua doa-doamu dan itu sudah saya berikan untukmu.” Dia pun menangis dan kembali ke pulau itu menjemput temannya.

Saudara-I terkasih dan teman-teman sekalian, janganlah bermegah akan semua berkat dan rahmat yang kamu terima. Jangan juga kamu menjadi sombong dengan kesuksesan dan keberhasilan yang kamu raih. Di samping karena doa dan iman kita hal itu juga karena doa orang lain (keluarga, teman, sahabat, romo, frater,suster, bruder dan semuanya dech….he he he). Maka tetaplah rendah hati dan bermurah hati. Orang yang tahu bersyukur ialah mereka yang suka berbagi berkat dengan orang lain dan bukan sebaliknya egois. Semoga. Selamat merayakan Hati Kudus Yesus (Jumat pertama).

Selamat malam, Allah memberkatimu, keluarga dan anak-anakmu.

"Soegija" Film Termahal Garin Nugroho

 
P. Raditya Mahendra Yasa | Robert Adhi Ksp | Jumat, 4 November 2011 | 20:03 WIB

Raditya Mahendra Yasa/KOMPAS
Tim pendukung film berjudul "Soegija" saat memberikan keterangan pers di Gereja Katolik Gedangan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (4/11). Film yang diproduseri Studio Audio Visual Puskat dengan sutradara Garin Nugroho ini mengangkat kisah kepahlawanan Mgr Soegijapranata SJ pada masa tahun 1940-1949.
SEMARANG, KOMPAS.com - Sebuah film sejarah dan kepahlawan berjudul "Soegija" mulai diproduksi dengan mangambil lokasi di Gereja Gedangan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (4/11/2011).
Film ini mengangkat ketokohan Uskup Mgr Soegijapranata pada era perjuangan kemerdekaan Indonesia tahun 1940-1949. Soegijapranata sendiri merupakan tokoh Katolik pribumi Jawa yang pertama kali menjadi uskup serta dikenal sebagai seorang pahlawan nasional.
Film yang telah direncanakan sekitar tiga tahun lalu oleh Studio Audio Visual Puskat akhirnya diproduksi dengan menggandeng sutradara Garin Nugroho.Film ini menggandeng sejumlah artis dan seniman seperti Nirwan Dewanto, Butet Kertaradjasa dan Olga Lydia.
"Soegija" dengan biaya produksi sekitar 12 miliar ini merupakan film termahal yang pernah dibuat Garin Nugroho. "Ini juga merupakan sebuah film tersulit yang pernah saya buat karena harus menyediakan set pada era 40-50," kata Garin.
Garin juga mengungkapkan bahwa film ini menjadi sangat penting karena memberikan pesan yang mendalam tentang sebuah kepemimpinan.
Film dengan penata musik Djaduk Ferianto nantinya tidak berbicara mengenai agama Katolik melainkan lebih banyak tentang pesan universal dan kemanusiaan. Dari film inilah menurut Garin Nugroho bangsa Indonesia akan belajar tentang kemanusiaaan dan multikulturalisme.

Sumber :
http://entertainment.kompas.com/read/2011/11/04/20034497/Soegija.Film.Termahal.Garin.Nugroho

Foto yang sungguh indah dan ajaib...tampak cahaya gambar Tuhan Yesus yang sedang duduk di atas tandu saat prosesi perarakan patung Bunda Maria...


Konfrater, ada satu menarik, dalam prosesi perarakan patung bunda maria yang diceritakan kepada saya oleh mas Dedi (mydy nusa). Menambahkan dari yang dituliskan dalam email mas Dedi bahwa 1) dalam latihan, 4 orang memanggul patung dengan ringan tapi saat perarakan sesungguhnya mereka merasakan sangat berat sehingga saat masuk pintu gerbang mereka menurunkan dari pundak dan menahan dengan tangan. 2) Ada fotografer yang berusaha mengambil foto dari depan namun selalu kabur. Dia pikir lensa yang rusak, karna tidak bisa maka ia hanya mengambil dipinggir pinggir saja dan hasil baik. 3) Mas Dedi telah bertanya sahabatnya, fotografer yang relatif profesional, apakah karena efek cahaya lilin? Dia mengatakan bahwa jika cahaya lilin tidak mungkin, apalagi terlihat tampak seperti cahaya. Yang menarik, bahwa dalam cahaya ysb seperti halnya gambar Yesus yg sedang duduk di atas tandu..

Konfrater, ini hanya menyampaikan hal yang cukup ramai dibicarakan umat.

Rm. Setiadi, SCJ.




(Respon)

  • Vincentia Firsta Riani itu dimana romo lokasinya???
    Rabu pukul 20:39

  • Yacinta Restuningtyas Saraswati perarakan dimana Romo....?
    Rabu pukul 20:47

  • Agustinus Riyanto Scj Itu di Gereja Ratu Rosari Jambi dan tulisan di atas adalah tulisan Romo yang berkarya di sana.
    Rabu pukul 20:48 · 5

  • Anastasia Pmy Van MBasin kayak bayangan orang duduk di tandu
    Rabu pukul 20:53

  • Maria Paulina bagus skli mo, perarakan ini, sy terkadang iri koq dikotaq g pernah ada ya mo...slmt malam n slm damai sllu GBY
    Rabu pukul 20:54

  • August Sugioto Puji Tuhan
    Rabu pukul 20:55 · 1

  • Joyce Jozefa Widjaja Patung ini kah yang dulu digotong masuk ke Atma jaya jakarta?
    Rabu pukul 21:29

  • Yasinta Friska kyk penampakan nya Yesus, pk jubah putih
    Rabu pukul 22:32

  • Frans Christine Appel saya membaca,,,, seluruh tubuh dan urat bergerak dengan cepat..... memang Dia.....
    Rabu pukul 22:33

  • Markus Lamiyo mujizat itu nyata....GBY
    Rabu pukul 22:34

  • Wan Ping Terpujilah Tuhan....
    Rabu pukul 22:43

  • Mathilda Susanna Hoswandi Rm....itu roh kudus yg turun ke patung Bunda Maria... Sungguh bahagia yg bisa menandunya...
    Rabu pukul 22:50

  • Henriette Wung we should be proud that we are Christian and devote to Mother Mary and do love sweet Lord Jesus
    Kamis pukul 4:27

  • Zhuzhu Sitindaon terpujilah Tuhan untuk selama2nya...
    Kamis pukul 6:39

  • Papi Orenz
    Salam sejahterah dan salam kenal dalam kasih Kristus, kami tidak menyangka bahwa foto yang kami tag beberapa waktu lalu, menjadi booming dan mendapat respon dari berbagai kalangan.Foto ini kami rasakan sebagai peristiwa iman bagi umat di Paroki kami. Gambar ini diambil pada prosesi perarakan patung Bunda Maria di Gereja Maria Ratu Rosario Payo Selincah Jambi. Foto diambil pada perayaan Penutupan bulan Rosario dan peringatan 4 tahun Gereja tersebut. Foto ini diambil oleh fotografer amatiran, Yohanes Sukadi, dengan menggunakan camera pocket olympus 8 MP, pada tanggal 31 Oktober 2011, pk. 19.00 WIB. Jika ingin konfirmasi lebih lanjut dapat menghubungi Bp.Yohanes Sukadi umat Paroki St. Teresia Jambi.

    Kamis pukul 8:47 · 2

  • Agustinus Riyanto Scj Semoga semakin meneguhkan iman umat terutama di selincah dan menyemangati untuk berjuang membangun paroki. Salam dan berkat.
    Kamis pukul 8:56 · 3

  • Papi Orenz terima kasih Romo Agustinus Riyanto SCJ, sampaikan salam hormat dari saya buat Romo Marwoto, SCJ (Loren dan Keluarga).
    Kamis pukul 8:59

  • Erma Suryaningrum Mo,ijin simpan fotonya...maturnuwun...
    Kamis pukul 15:26

  • Antonius Wagino Dapat dimaknai sebagai tanda tumbuh dan berkembangya suatu paguyuban sejati.
    Kamis pukul 22:40

  • Lani Hardjono Romo..saya melihat foto ini baguuus sekali...benar terlihat foto Tuhan Yesus sedang duduk seolah olah menamani bunda Maria..Ijin share ya romo.Terima kasih.
    12 jam yang lalu..


    Sumber:
    http://www.facebook.com/photo.php?fbid=2274624060090&set=a.1975381779220.2099490.1083344163&type=1&ref=nf

Kamis, 03 November 2011

MELAYANI ITU INDAH




Setiap hari Kamis adalah momen istimewa kepada kami, para pastor dan frater kapusin di Guam. Ini adalah hari persaudaraan. Di upayakan pada hari spesial ini tidak ada pelayanan tetapi difokuskan kesatuan hati dan sharing pengalaman di "markas" rohani kami, Biara Santo Fidelis. Ada cerita dan sharing pengalaman. Ada senda gurau dan ejekan. Semua berbaur dalam suka cita. Benar ...indahnya hidup sebagai saudara. Tua dan muda frater dan pastor satu dalam rasa, satu dalam cita dan satu dalam panggilan. Semua tidak terkecuali berupaya memberi diri apa adanya biarpun berbeda umur, cita rasa, bangsa semua berbaur dengan sapaan khas dan akrab kami, "SAUDARA"

Sebagai orang Indonesia yang terkenal "banyak omong" (Benarkah? saya tidak tahu), Saya mencoba juga nimbrung dalam kisah kasih hidup persaudaraan dengan semua teman. Walaupun banyak omong, ha ha ha, tetapi kadang-kadang ada juga isinya. Lebih baik banyak banyak omong ada isinya kadang-kadang, dari pada banyak omong tetapi omong kosong, atau diam seribu bahasa dan sulit dimengerti atau dipahami. Memang sulit menghadapi orang yang super pendiam, apakah ia mengerti, apakah ia sedang lapar, atau benci (benar-benar cinta), atau ngantuk, pokoknya pelik dehc...... sulit ku termangu.

Di samping partisipasiku makan, minum, berbagi cerita ada hal yang luhur. Saya selalu memberi diri untuk mencuci alat-alat makan. Pikirku uda makan dan minum banyak,,,, gratis pula, masa cuci piring aja ogah,,,, Terutama rumah sendiri tentu cuci piring sendiri dong. Tambah lagi aku salah satu satu pastor termuda, maka tugas cuci piring manjadi "hak" ku ha ha ha, Bukan kewajiban Toh? ,,,, tidak,,,, saya lebih suka mengatakan "hakku" untuk mencuci piring. Dan Lucunya, karyawan kami, hanya satu orang, yang sudah sangat capek memasak untuk 30 orang, mencari kesempatan. Ketika ia tahu, saya sedang mencuci piring, Ia angkati semua piring, cangkir, sendok dari meja makan. Pikirnya,,, mumpung "TKI eh tenaga sukaralewan dari Indonesia ini mumpung baik. Licik benar bukan???

Di sela-sela saya asyik mencuci pring, seorang calon Novis, bertanya, "Pastor apakah dalam konstitusi kapusin digariskan dengan jelas tentang mencuci piring?? Sejenak saya merenungkan pertanyaan nya itu. Kemudian saya jawab, " Di dalam konstitusi kapusin tidak dicantumkan tentang mencuci piring tetapi tentang melayani jelas ada. Ia pun cepat insyaf dari jawaban saya.

Melayani adalah kata indah yang kita dengar dari Sang Guru Sejati kita, Yesus Kristus. "AKU DATANG BUKAN UNTUK DILAYANI TETAPI UNTUK MELAYANI. Misi pewartaaan Yesus sarat dengan aksi melayani ini; mengampuni, mengasihi, menyembuhkan, mengajar, dan mengunjungi. Maka hatinya yang Maha Kudus juga disebut hati yang melayani dan menampung semua keluh kesah umat kristen. Kalau mengamati gambar atau patung Hati Kudus, kita melihat tanganNya terbuka menyambut kita dengan segala keluh kesah kita. HatiNya menjadi tempat naungan bagi mereka yang sedih, menangis, putus asa, banyak masalah dan penuh nista dosa. Bilur-bilurNya memurnikan dosa kita dan kekudusannya menguatkan hidup kita. Hati yang Kudus itu senantiasa siap melayani kita. Selamat merayakan Hati Yesus Yang Maha Kudus Besok (Jumat Pertama).

TERNYATA ORANG LAIN LEBIH BAIK



Kemarin setelah misa dalam memperingati arwah orang beriman, saya dengan teman sekelas pergi ke Mall untuk jalan dan relaksasi. Dalam pandanganku, teman ini berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Penampilannya biasa dan tidak ada yang mencolok. Karena kesahajaannya itu saya berpikir bahwa ia tidak punya banyak. Maka rasanya saya berkewajiban membagi apa ...yang saya miliki terutama untuk urusan perut; makan dan minum. Terus terang saya tidak suka kue dan roti. Jujur, saya suka mie goreng. Ini hanya sekedar info supaya anda tahu nanti kalau kita jumpa he he he he. Umat di Guam sudah tahu, anda pun harus tahu makanan favorit pastor (romo) anda, I am kidding. Kembali ke cerita awal. Setiap pagi saya selalu mengusahan membawa beberapa roti untuknya. Dengan senang hati ia juga menerimanya.

Ketika kami sampai di pintu utama Mall, beberapa orang menyapa teman ini dengan hangat, lembut dan senyum ceria. Mereka adalah agen taksi dan bus umum. Saya agak cemburu, pastor tidak ada yang menyapa. Memang saya tidak terkenal kog. Tidak apa-apa. Saat masuk ke dalam, beberapa orang yang adalah petugas kebersihan menyapa teman ini. Mereka sangat ceria. Kawan ini sungguh membawa kegembiraan dan kedamaian. Skor 2-0 untuknya. Orang belum ada yang menyapa saya. Ketika kami masuk ke salah satu tempat di bagian belakang Mall yang kotor, terjadi hingar bingar dan kehebohan. Beberapa orang yang ada di sana menyambutnya dengan teriakan kehangatan. Mereka adalah homeless (gelandangan). Tiba-tiba teman ini mengambil sesuatu dari tasnya dan memberikannya kepada mereka.

Ternyata itu adalah roti yang saya berikan kepadanya. Saya langsung kagum terhadapnya, ternyata semua roti yang saya berikan bukan untuknya tetapi bagi mereka yang sangat membutuhkan. Betapa mulianya hatinya dan tulus perhatiannya. Akhirnya memang skor telak 3-0 untuk kemenangannya.

Saudara-I terkasih dan teman-teman sekalian. Kalau kita mau berkata jujur, sering kita menganggap diri lebih baik dari orang lain. ternyata mereka adalah lebih baik. Mereka lebih mengasihi daripada kita.

Pernah seorang suami datang kepada saya dan mengatakan dengan tegas, “Pastor saya mencatat semua kebaikan-kebaikan yang saya lakukan untuk isteri saya. Sangat banyak dan bahkan hampir tidak terhitung lagi. Kemudian saya katatakan, “Baguslah, tetapi apakah kamu juga pernah mencatat dan mengingat semua kebaikan isterimu selama ini? Beliau diam dan tidak bisa menjawab. Akhirnya dia mengerti muatan pertanyaan saya.

Saudara-I terkasih dan teman-teman sekalian, alangkah bijak dan luhur kalau kita memegang prinsip bahwa orang lain memang lebih baik dari kita. Beberapa butir indah dari sikap ini ialah; rendah hati, berpacu membuat yang terbaik bagi sesama, dan juga kita akan semakin mengenal diri. Karena itu satu hal penting ialah, jangalah menghitung-hitung kebaikan yang anda telah lakukan untuk orang lain. Jangan juga suka mengingat segala perbuatan baik yang kamu buat kepada orang lain dan sesama. Kalau anda sangat menghitung-hitung semua kebaikan itu di sanalah kita akan berpikir bahwa kita adalah orang yang paling berjasa dan berkorban, sehingga tidak mustahil muncul sikap sombong, orang penting dan orang yang laing baik. Kalau kita selalu mengingat perbuatan baik itu, maka kita juga akan sangat mengharapkab balasan, orang lain melakukan hal yang baik untuk kita. Yesus mengatakan, “Bukankah para penjahat (perampok) juga melakukan hal yang sama kepada temannya? Jadi apakah beda kita dengan mereka? Apakah jasamu?

Maka, yakinlah orang lain akan tahu dan menilai kamu dari sikap dan perbuatan tulus mu, terutama Allah juga tahu perbuatan baik kita.

Dalam Filipi 2:3-4 dikatakan, “Jangalah melakukan sesuatu karena didorong kepentingan diri sendiri, atau menyombongkan diri. Sebaliknya hendaklah kalian masing-masing dengan rendah hati mengangggap orang lain lebih baik dari di sendiri. Perhatikanlah kepentingan orang lain dan jangan hanya kepentingan diri sendiri.” Semoga.